Rabu, 07 April 2010

Konferda PDIP Maluku (Realiansi PDIP-Militer Untungkan Posisi Ralahalu)

Oleh; M.J Latuconsina

Dipastikan pada April 2010 mendatang Konferda DPD PDIP Maluku dihelat, terdapat tiga figur yang akhir-akhir ini meramaikan bursa kandidat ketua dari partai politik yang berasaskan Pancasila ini, yakni ; Karel Albert Ralahalu, Bitzael Silvester Temmar, dan Evert Kermite. Ketiga figur tersebut tidak asing lagi dimata publik di Maluku, pasalnya tengah menempati jabatan Gubernur Maluku, Bupati Maluku Tengara Barat, dan anggota fraksi PDIP di DPRD Maluku.  
Menjelang pelaksanaan Konferda DPD PDIP Maluku tersebut, masing-masing faksi tengah melakukan manuver-manuver politik, dengan mengkonstruksi image politik yang positif melalui media massa terhadap figur yang mereka usung. Sebaliknya masing-masing faksi juga sedang melakukan manuver-manuver politik, dengan mengkonstruksi image politik yang negatif melalui media massa terhadap figur yang tidak mereka ungulkan. 
Dari image politik negatif yang dibangun tersebut lebih banyak mengarah ke Ralahalu, ketimbang ke Temmar dan Karmite. Karena itu, menurut Firmanzah (2008) suatu image politik juga dapat mencerminkan hal yang tidak real atau imajinasi, yang terkadang bisa berbeda dengan kenyataan fisik. Image politik tersebut, memang sengaja dikonstruksi kubu pro Temmar dan Karmite, dengan target menurunkan popularitas Ralahalu diberbagai level kepengurusan partai. Sehingga  dapat mempengaruhi pengurus partai diberbagai lini kepengurusan partai, untuk tidak berpihak kepada Ralahalu.
Lantas siapa figur yang memiliki kans memenangi konferda DPD PDIP Maluku pada April 2010 mendatang? Tentu Ralahalu dan Temmar lebih memiliki kans memenangi konferda DPD PDIP Maluku ketimbang Karmite. Pasalnya keduanya adalah figur yang memiliki basis dukungan relatif merata disetiap lini kepengurusan partai. Sedangkan Karmite tidak terlampau memiliki basis dukungan relatif merata disetiap level kepengurusan partai. Diperkirakan Karmite hanya akan mengusung politik keseimbangan, untuk menarik keuntungan dari kedua belah pihak yang akan fight dalam konferda nanti.   
Dimana Karmite hanya akan melakukan deal politik, untuk menempati posisi wakil ketua satu jika Ralahalu memenangkan pertarungan. Pasalnya posisi sekretaris akan tetap ditempati Lucky Wattimury. Sebaliknya jika Temmar memenangkan pertarungan, kemungkinan besar Karmite akan melakukan deal politik, untuk mengisi posisi sekretaris. Target berikutnya Karmite akan melakukan deal politik akhir, untuk memperoleh rekomendasi pencalonan bupati dari PDIP, guna melangkah maju dalam pilkada Seram Bagian Barat 2011 mendatang.  
Posisi ini bisa diraih Karmite jika ia piawai dalam mendesain strategi politik yang handal, guna mencapai cita-cita politiknya. Sebagaimana dikemukakan Schroder (2006) bahwa, strategi politik merupakan strategi yang digunakan untuk mewujudkan cita-cita politik. Untuk membuktikan kepiawaian Karmite guna merubah lawan menjadi kawan melalui strategi politik yang handal, salah satu opsi adalah melakukan komunikasi politik yang intensif, karena bukan menjadi rahasia publik lagi, saat KLB DPD PDIP Maluku tahun 2008 lalu, Karmite justru berada di kubu Ralahalu yang berhadap-hadapan dengan kubu Temmar.
Lalu bagaimana kans Ralahalu? Mantan tentara berbintang satu ini, adalah sosok yang bertutur kata dengan santun. Ia sendiri bukan salah satu tokoh yang turut melahirkan PDIP di Maluku. Pasalnya, tatkala proses lahirnya PDIP di Maluku melalui pergulatan politik di penghujung rezim Orde Baru, Ralahalu masih aktif sebagai perwira karier di TNI-AD. Namun keberuntungan berpihak padanya, ketika tidak lagi berkarier di TNI-AD, ia diusung partai yang bercirikan kebangsaan ini dalam pilkada, yang dilaksanakan di DPRD Maluku pada tahun 2003, yang akhirnya dimenangkannya.   
Mengakhiri lima tahun pertama jabatan Gubernur Maluku, Ralahalu dipercayakan memimpin DPD PDIP Maluku melalui KLB, pasca wafatnya ketua DPD PDIP Maluku Jhon J Mailoa di tahun 2008 lalu. Sayangnya, naiknya Ralahalu memimpin DPD PDIP Maluku harus dibayar mahal, dengan terpentalnya kader-kader senior PDIP, yang turut melahirkan partai bercirikan kerakyatan ini di Maluku, seperti ; M.J Papilaja dan Temmar dari kepengurusan partai. Tak pelak kondisi ini semakin menambah “barisan sakit hati”, yang siap-siap menghadangnya dalam Konferda DPD PDIP Maluku nanti.
Pada debut keduanya dalam pilkada Maluku di tahun 2008 ia diusung PDIP, ia kemudian sukses meraih kemenangan dan menjabat lima tahun kedua Gubernur Maluku, ironisnya keberhasilan itu tidak terulang dalam Pemilu 2009. Suara PDIP justru menurun di era kepemimpinannya, dibandingkan Pemilu 1999 dan 2004 di masa kepemimpinan Mailoa. Fenomena ini menandainya “bobolnya kandang banteng” di Maluku. Ditengah kegagalannya itu, ia tetap confidence merebut kembali ketua DPD PDIP Maluku. Jalan terjal masih menghadangnya untuk meraih kemenangan dalam Konferda DPD PDIP Maluku.
Guna memuluskan langkahnya, dibutuhkan kemampuan dari Ralahalu, untuk mengkonsolidasi faksi-faksi di semua level kepengurusan partai, yang berseberangan dengannya, sehingga menjadi power politik guna memenangkan pertarungan dalam Konferda DPD PDIP Maluku April 2010 mendatang. Namun kemenangan itu, bukan saja ditentukan kemahirannya dalam meraih dukungan di semua lini kepengurusan partai, tapi sangat ditentukan juga kepiawaiannya dalam meraih dukungan dari Ketua DPP PDIP Megawati Soekarno Putri.   
Pasalnya, restu ketua DPP PDIP Megawati menjadi senjata pamungkas, yang akan sangat menentukan kemenangan Ralahalu dalam Konferda DPD PDIP Maluku nanti. Hal ini cukup beralasan, karena menurut Erawan (2007) awal berdirinya partai ini dan perkembangan selanjutnya telah menunjukan pergeseran partai dari karakteristik “mass party” ke arah “leader oriented mass party”. Dimana semakin menguatnya personalitas Megawati Soekarno Putri, dan lingkaran elite strategis yang menentukan agenda kebijakan partai.    
Begitu juga posisi Ralahalu selaku kepala daerah, adalah posisi strategis, yang merupakan resource yang sangat dibutuhkan partai.   Terlepas dari itu, jika melihat orientasi politik PDIP dibawah kepemimpinan Megawati, menampakan gejala neo-konservatisme, dimana partai ini sering melakukan re-aliansi dengan militer demi keberlangsungan kekuasaannya.(Dhakidae,2004). Sebagai kandidat yang pernah berkecimpung di militer, tentu Ralahalu diuntungkan dengan faktor ini. Karena itu kans Ralahalu untuk comeback menempati Ketua DPD PDIP Maluku masih tetap kuat.    
Lantas bagaimana kans Temar? Orang nomor satu di MTB ini adalah orang kuat setelah Ralahalu di tubuh PDIP Maluku. Profil sederhana ini mengawali kariernya sebagai dosen Fisip Unpatti, ia kemudian tampil sebagai politikus di PDI Maluku sebelum bertransformasi menjadi PDIP pada 1 Februari 1999. Temar merupakan salah satu dari sekian figur PDI kubu Megawati, yang turut melahirkan PDIP di Maluku.  Sejak kiprah partai bercirikan keadilan sosial ini di Maluku, ia menempati posisi staf ketua. Pasca Konferda DPD PDIP Maluku tahun 2005 di Masohi, Temar menempati posisi sekretaris partai, mendampingi Mailoa selaku ketua DPD PDIP Maluku.
Keberuntungan berpihak padanya, tatkala Pemilu 1999 dan 2004 Temmar sukses meraih suara yang maksimal, sehingga melangkah mulus ke kursi DPRD Maluku. Atas kemahirannya dalam beretorika dan berdiplomasi, Temmar kemudian dipercayakan partainya menjadi ketua Fraksi PDIP di DPRD Maluku. Namun selaku politikus ia tidak selalu beruntung, pada pilkada MTB tahun 2001 yang dilakukan di DPRD MTB, Temmar justru kalah dari S.J Oratmangun politikus gaek yang diusung Partai Golkar. Kekalahan itu, tidak menyurutkan niatnya  meraih kursi Bupati MTB. Pada tahun 2007 Temar kembali fight, dan akhirnya ia memenangkan pilkada langsung tersebut.
Posisi Temmar selaku kepala daerah, juga adalah posisi strategis, yang merupakan resource yang sangat dibutuhkan partai. Meskipun Temmar kini sudah berada diluar struktur DPD PDIP Maluku, tapi ia tetap aktif di partai ini. Pada Pilpres 2009 lalu, Temmar dipercayakan DPP PDIP menjadi ketua tim sukses pasangan capres Megapro di Maluku. Kepercayaan dari DPP PDIP tersebut, menandakan Temmar adalah profil politikus loyal, yang mengabdi kepada partai. Kali ini dalam Konferda DPD PDIP Maluku, Temmar akan maju mencalonkan diri sebagai Ketua DPD PDIP Maluku.
Kans Temmar cukup besar untuk memenangi Konferda DPD PDIP Maluku. Untuk memuluskan langkahnya, diperlukan kemampuan darinya, guna mengkonsolidasi klik-klik yang berseberangan dengannya di semua lini kepengurusan partai, serta dibarengi dengan kemampuannya merebut simpati Megawati selaku Ketua DPP PDIP untuk memberi restu kepadanya memimpin DPD PDIP Maluku. Dua alternatif ini adalah tiket vital baginya untuk memenangi konferda DPD PDIP Maluku. Namun jika AD/ART partai, mensyaratkan kader partai yang mencalonkan diri harus berdomesili di ibukota sebagai pusat administrasi partai, tentu langkah Temmar untuk meraih jabatan Ketua DPD PDIP Maluku melalui Konferda pada April 2010 mendatang bakal sulit terealisasi.    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar